Minggu, 18 April 2010

Anak bukan hambatanku ber-Oriflame-an

Aku suka bingung lho sama para ibu rumah tangga (yang pure ibu rumah tangga nih khususnya). Kalo aku tawarin peluang bisnis yang murah, mudah & menyenangkan koq alasannya klasik banget, hampir semua bilang "REPOT SAMA ANAK" Dalam hatiku bilang, "duuuuhhh kasian bener tuw anaknya, dijadiin kambing hitam." Padahal nih yaaaa... Yang namanya ibu rumah tangga pasti ada waktu luangnya meski mungkin cuma 3 jam. Daripada ngegosip gak jelas trus malah menimbulkan fitnah, mendingan Oriflame-an, bisa dapet temen yang positif, dapet uang pula! Iya kan??? Aku ngejalanin Oriflame ini kan juga demi anak. Lha wong bisnis ini bisa diwariskan koq, makanya aku semangat kerjanya. Karena aku mau agar kelak anakku bisa menikmati hidup dengan nyaman dan dermawan.

Dulu waktu aku mulai gabung di Oriflame, Nabila baru berusia 1 tahun. Sempet bingung juga ngatur waktu nya. Suami mengijinkan aku Oriflame-an dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah tidak mentelantarkan atau meninggalkan anak. Akhirnya, aku ajak aja Nabila ke semua tempat prospekan. Alhamdulillah sih dia gak rewel ya. Memang agak ribet ya, apalagi yang namanya bawa anak kan kudu bawa perlengkapannya juga. Tapi buatku sih gak masalah, aku anggap ini adalah salah satu perjuangan menuju sukses. Karena aku percaya, yang namanya sukses itu kan emang gak mudah dan butuh proses. Toh, ngerjain Oriflame ini juga kan waktunya kita yang ngatur. Gak pernah lagi terjebak macet di jalan karena skedul prospek bisa diatur saat angkot dan jalan raya lagi sepi. Gak ikutan stres gara-gara supir marah-marah & demen banget pencet klakson kalo lagi lampu merah.

Kini Nabila berusia 1,5 tahun. Posisiku yang kini Manager pun membuat aktifitasku semakin banyak karena hampir setiap memfollow up para downline. Namun hal itu tidak mengurangi waktuku untuk Nabila. Kenapa? Karena aku meninggalkan dia paling-paling cuma 5 jam. Bandingkan deh kalo aku masih ngantor, aku bisa meninggalkan dia hampir 10 jam dan itu pun setiap hari. Di Oriflame, aku masih punya banyak waktu yang berkualitas untuk anakku.

Jadi, pantaskah seorang anak yang masih suci dijadikan alasan negatif bagi orang tuanya? Justru anak itu kan jadi motivasi dan inspirasi bagi orang tuanya untuk memiliki kehidupan yang nyaman bagi keluarga. Meninggalkan anak beberapa jam saja itu tidak akan merubah sikap anak menjadi jauh. Apalagi anak dan ibu memiliki ikatan batin yang cukup kuat. Yang penting adalah bagaimana sikap kita sebagai orang tua untuk tetap melibatkan anak. Sehingga anak pun mengerti aktivitas orang tuanya. Salah satu yang aku lakukan adalah dengan mengajak anak saat prospek. Mungkin terlihat kurang profesional ya, tapi ini sekaligus untuk membuktikan bahwa anak bukanlah hambatan untuk sukses. Justru dengan seringnya aku mengajak anak, kami jadi semakin dekat. Dan ini membuat anak ikut senang, karena anak kan mikirnya diajak jalan-jalan ya.

Naaah, buat para ibu nih... Baik yang masih kantoran atau murni sebagai ibu rumah tangga, apakah masih menganggap bahwa anak menjadi faktor utama penghambat untuk meningkatkan perekonomian keluarga???? Semoga saja jawabannya adalah TIDAK. Karena itu sama aja menyalahkan Alloh SWT yang sudah memberi amanahNYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar